Parmalim, Agama Asli Batak namun Kalah Tua dari HKBP
IdeasIndonesia.com – Parmalim, kepercayaan tradisional di Tanah Batak yang diturunkan langsung oleh Sisingamangaraja XII.
Kepercayaan ini berusia 104 tahun, jauh lebih muda dari oraganisasi Kristen, HKBP, yang sudah berusia 163 tahun.
Penelusuran tim IdeasIndonesia.com, hitung usia Parmalim ternyata dimulai dari Surat Controleur Van Toba Nomor 1949/13 yang dikeluarkan Pemerintah Belanda pada 21 Juni 1921.
Sebelum ada surat ini keberadaannya belum diakui secara resmi dan dahulunya disebut Hamalimon.
Mandat ajaran Hamalimon diturunkan langsung oleh Sisingamangaraja XII atau Patuan Bosar Sinambela kepada murid pertamanya, Raja Mulia Naipospos, yang dipanggil Ihutan Bolon.
Raja Mulia Naipospos lalu mewariskan ajaran Hamalimon kepada putra tunggalnya, Raja Ungkap Naipospos, sekitar tahun 1956.
Jauh sebelum menjadi Ihutan Bolon, tahun 1939 Raja Ungkap Naipospos sudah terlebih dahulu mendirikan Parmalim School agar tak kalah dari zending Kristen.
Raja Ungkap Naipospos pun berhasil mendaftarkan Parmalim masuk dalam inventarisasi Penghayat Kepercayaan Pemerintah Indonesia pada 16 Februari 1981.
Raja Ungkap Naipospos meninggal dunia pada 16 Februari 1981 dan digantikan putranya, Raja Marnangkok Naipospos.
Parmalim kini terbelah pasca-kematian Raja Marnangkok Naipospos, September 2016.
Jabatan Ihutan Bolon menjadi rebutan antara Raja Monang Naipospos (adik kandung Raja Marnangkok) dan Poltak M Naipospos (anak Raja Marnangkok).
Massa dari dua kubu bersitegang di Bale Pasogit (Pusat Parmalim) Kabupaten Toba sehingga Pemkab Toba dan Kapolres meminta kedua pihak tak menggunakan Bale Pasogit hingga waktu yang tak ditentukan.
Perselisihan ini karena tak ada aturan secara tertulis mengenai syarat dan ketentuan Ihutan Bolon Parmalim.
Monang Naipospos mendapat dukungan dari jemaat di sekitar Toba, Poltak M Naipospos pun memindahkan pusat peribadatan Parmalim ke Bale Parsantian di Jalan Air Bersih Ujung, Medan.
6 Juli 2017 menjadi hari bersejarah, ini menjadi kali pertama Upacara Sipahalima (bulan kelima Kalender Batak) dilaksanakan di luar tanah Batak.