Batu Lubang Sibolga menjadi Saksi Kekejaman Belanda
Ideas Indonesia – Batu Lubang Sibolga dibangun sekitar tahun 1900-1930, sekaligus saksi bisu kekejaman Belanda di Tapanuli.
Lokasi batu lobang berada di administrasi Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, atau sekitar 30 menit dari Kota Tarutung, Tapanuli Utara.
Penelusuran tim Ideas Indonesia, batu lubang ini dibangun dengan sistem kerja paksa terhadap rakyat Tapanuli dan pejuang Indonesia yang sedang ditawan.
Tak ada data resmi yang menyebut jumlah korban meninggal dunia akibat proyek pembangunan Batu Lubang Sibolga.
Masyarakat Tapanuli memahat batu dengan peralatan seadanya hingga menembus gunung untuk mempermudah akses menuju Tarutung.
Ada juga yang menyebut Belanda menggunakan bom untuk membuka rongga batu.
Selain sebagai akses utama Tapanuli dan Sibolga, Batu Lubang Sibolga juga mempermudah Belanda mengejar laskar pro kemerdekaan di Tanah Batak (Tapanuli).
Pergeseran kekuasaan dari Belanda ke Jepang tak membuat proyek batu lubang terhenti.
Hal inilah, yang menjadikan lokasi ini terkenal mistis hingga sekarang.
Saat melintasi Batu Lubang Sibolga, rasakan sensasi berkendara di dalam perut bukit di Tapanuli.
Suasananya terasa mistis, ada aroma lembap di area terowongan. Tidak sedikit mereka yang melintasi terowongan membunyikan klakson.
Ada dua batu berlubang di perbukitan ini yang memiliki jarak 70 meter.
Batu lubang pertama memiliki panjang 10 meter dengan jalan menikung.
Batu lubang kedua cukup tinggi bahkan bisa dilewati oleh truk besar.
Pemandangan paling menarik dari dua Batu Lubang Sibolga ini adalah air terjun yang mengalir sangat jernih.
Sampai saat ini akses ini masih menjadi jalan utama Tarutung-Sibolga.
Batu ini belum mendapat renovasi sejak dibangun pada tahun 1930 sehingga bus ukuran besar sulit untuk melintas. (*/Ideas Indonesia)
Pingback: Sejarah Preman Medan Berawal dari Era Belanda - ideasindonesia.com