Kapolres Ajak Naipospos dan 10 Marga Mar-gondang Naposo
IdeasIndonesia.com – Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Marbun menginisiasi acara Anak Medan Fest dengan mengundang Naposo Naipospos Medan dan 10 marga lain untuk memeriahkan HUT Ke 78 Bhayangkara.
Acara akan dilaksanakan pada 29 Juni 2024 di Monumen Sisingamangaraja XII, Medan, dengan penampilan Gondang Naposo dan hiburan Marsada Band.
“Gondang Naposo akan diikuti 300 orang dari berbagai organisasi. Kebetulan tahun ini suhut (tuan rumah gondang) dari Naposo Naipospos Medan,” tutur Direktur RKI Ojax Manalu selaku panitia acara.
Ojax menjelaskan jika bunyi dan alat musik gondang akan sesuai dengan tradisi leluhur.
Tortor dan pakaian yang ditampilkan oleh 11 organisasi marga pun akan mencerminkan identitas Batak.
“Uning-uningan tradisional akan ditampilkan, lengkap dengan tagading, gong, sarunai dan lain-lain,” sambungnya.
Rapat peserta Gondang Naposo jelang acara Anak Medan Fest yang digagas Polrestabes Medan untuk memeriahkan HUT Ke 78 Bhayangkara.
Sesuai jadwal Gondang Naposo akan dimulai dari pukul 15.00 WIB. Ke-11 organisasi yang terlibat dalam acara ini adalah:
- Naipospos (bersama Muda/i Marbun dan Naposo Situmeang)
- Petra (Toga Simamora)
- NSM (Silahisabungan)
- Gm-Patogar (Siregar)
- Patambor (Manurung)
- PNBJS (Silaban)
- Gemma (Manalu)
- Limbong Mulana
- Silauraja
- Gemutuna (Tuandibagarna)
- Raja Sonang Nomensen
Arti Gondang Naposo
Acara Gondang Naposo biasanya dilakukan di Tanah Batak (sekitar Danau Toba) namun belakangan mulai digandrungi perantau hingga acara ini dilakukan di berbagai kota metropolitan seperti Medan dan Jakarta.
Gondang Naposo adalah pesta muda-mudi Batak Toba yang merupakan sarana untuk membina hubungan.
Selayaknya acara ajang cari jodoh anak muda akan saling berkenalan, saling menjajaki, sembari menikmati alunan musik.
Pelaksanaan Gondang Naposo biasanya digelar pada saat bulan purnama setelah upacara Mangase Taon yang dilaksanakan setelah panen raya.
Kegiatan awalnya orangtua memberikan berkat kepada anak-anak mereka, lalu bergembira dan menari dengan tata kesopanan yang berlaku.
Para Naposo (muda-mudi) telah diberikan izin untuk memulai acara tor-tor (tarian khas batak) sebagai pertunjukan kepada para tamu undangan.
Setiap rombongan tamu undangan biasanya akan membawa persembahan untuk para Naposo yang disebut santisanti.
Persembahan yang diberikan yakni berupa uang tunai yang nantinya akan dimasukkan dalam tandok kecil atau diletakkan di atas pinggan berisi beras. Ketika Naposo dari pihak tulang (paman) telah mempersilahkan para iboto (anak perempuan) untuk menari, itu pertanda bahwa naposo baoa (laki-laki) untuk melirik dan mengajak menari iboto.
Para laki-laki atau perempuan yang saling tertarik akan mendapatkan sebuah sambutan dan dilanjutkan dengan tarian kedua. Di sinilah tahap final apakah keduanya saling menyukai atau tidak, dari tarian tersebut dapat terlihat yang menerima dan menolak.
Apabila diterima, maka si laki-laki menyematkan daun beringin di kepala pujaannya itu, begitu pula sebaliknya.
Kini, gondang naposo tidak hanya tradisi pencarian jodoh Suku Batak.
Namun, berkembang menjadi festival tahunan yang menarik minat masyarakat luas.