Revitalisasi Makam Naipospos di Dolok Imun
IdeasIndonesia.com – Pemugaran tahap pertama Taman Budaya Raja Toga Naipospos di Puncak Dolok Imun, Tapanuli Utara, selesai dilakukan pada Sabtu, 27 April 2024.
Puluhan keturunan Naipospos dari Medan, Tapanuli Tengah, Siantar, Tarutung, Palembang, Rokan Hulu dan Bangka Belitung hadir dalam acara ini.
Tahap pertama meliputi pelebaran akses menuju makam sepanjang 1,8 km dan revitalisasi Makam Naipospos dan Dua Istri.
“Hari ini secara seremonial kita berdoa karena tahap pertama sudah kita selesaikan,” ucap Sekretaris Panitia Pemugaran Warsono Hutauruk.
“Akses dari kaki Dolok Imun ke makam sudah bisa menggunakan mobil double gardan,” sambungnya.
Baca Juga : KISAH Marbun dan Sisingamangaraja
Usai melakukan doa di Puncak Dolok Imun, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama warga di perkampungan kaki bukit.
Warsono menceritakan proses pemugaran tahap pertama dilakukan enam bulan sejak peletakan batu pertama pada 14 Oktober 2023 yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 100 juta bersumber dari kolektif keturunan Naipospos.
Panitia Tim Pemugaran juga telah mendapat dukungan dari Inspektur Sumut Lasro Marbun dan Ketua Umum Marbun Kota Medan Harry Marbun.
“Kita akan berupaya dari dukungan orangtua kita agar jalan ke Makam Naipospos bisa diaspal,” tambah Warsono.
Sisi terpisah, Penasihat Panitia, Eduward Sibagariang, berpesan agar kegiatan ini direspon positif oleh seluruh pihak.
Proses pemugaran situs di Dolok Imun dilakukan setelah upaya administrasi di Dinas Lingkungan Hidup Pemprov Sumut untuk menghentikan penebangan pinus yang mengacam kelestarian tanah adat Naipospos.
“Agustus 2023 kita bersama Pemprov Sumut sudah melakukan penanaman pohon di Dolok Imun. Pohon yang ditanam saat ini bukan milik pribadi sehingga jika ada penebangan berarti perbuatan ilegal,” tuturnya.
Proses selanjutnya adalah penataan visual di puncak Dolok Imun supaya terlihat lebih indah karena wilayah ini memang layak dijadikan lokasi wisata budaya.
Selain makam di puncak Dolok Imun, ada berbagai situs lain di antaranya Batu Parningotan Jubelium 50 tahun yang dibangun pada 26 Juni 1983 dan Tanda Partangiangan Jubelium 75 tahun pada 29 Juni 2008.
Ada juga mata air yang dipercaya sebagai milik Naipospos yang dinamai sebagai Mual Raja dan Mual Tabu.
Dokumentasi: